Judul Serial: Putra Duyung & 1001 Keajaiban
Nomor Episode: 24
Judul Episode: Drama Musikal Laut: Kisah Pengorbanan
Suci
Waktu: Sabtu, 07 Juni 2025 pukul 20:00 WIB (setelah
salat Isya)
Tempat: Studio 6 Marine City, Atlantis Aquaris
Siaran langsung: TikTok @Studio6MarineCity (khusus
pengguna dunia duyung, akses premium 30.000 koin emas per bulan)
Format: Sinetron Digital Interaktif
---
ADEGAN 1
Latar: Halaman luar Studio 6 Marine City, pukul 19:30
WIB
Tampak antrean panjang para warga duyung dengan pakaian
glamor laut sedang menunggu giliran masuk ke studio.
PENJAGA TIKET DIGITAL (dengan suara robotik):
"Selamat malam. Silakan tempelkan ponsel biota Anda
untuk pemindaian akses."
DUYUNG REMAJA (antusias):
"Aku sudah tukar 30.000 koin emas dari sebulan lalu
demi nonton langsung! Katanya penampilannya keren banget tahun ini!"
DUYUNG DEWASA:
"Dan drama tahun ini terinspirasi dari kisah Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail! Ini pasti penuh nilai dan keajaiban."
---
ADEGAN 2
Latar: Dalam Studio 6, suasana mewah dan spektakuler,
dihiasi tirai tiram mutiara dan lampu laut yang menyala keperakan.
NARATOR (suara dalam teater):
"Malam ini, dari dasar samudra terdalam, kita saksikan
kisah agung... tentang kesetiaan, pengorbanan, dan keimanan yang mengguncang
semesta."
---
ADEGAN 3: PANGGUNG UTAMA - AWAL DRAMA
Tirai terbuka. Cahaya biru kehijauan menyinari aktor duyung
yang memerankan Nabi Ibrahim dengan jubah laut bercahaya. Seorang anak duyung
memerankan Nabi Ismail.
IBRAHIM (aktor):
"Wahai anakku... aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?"
ISMAIL (aktor):
"Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu. Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
Terdengar musik sendu, nyanyian merdu dari paduan suara
duyung perempuan mengiringi adegan.
---
ADEGAN 4: KILAS BALIK - MONOLOG ISMAIL
Latar gelap. Hanya sorotan lampu pada Ismail kecil yang
duduk termenung di atas karang.
ISMAIL (aktor, monolog):
"Bukan ketakutan yang kuperjuangkan, tapi keimanan.
Bukan nyawa yang kupertahankan, tapi restu Ilahi. Jika ini jalan-Nya, maka aku
siap..."
---
ADEGAN 5: PUNCAK DRAMA - PENYEMBELIHAN
Cahaya panggung berkedip dramatis. Pedang ritual diturunkan
perlahan. Musik membangun ketegangan. Tiba-tiba...
NARATOR:
"Dan ketika keduanya telah berserah diri, dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipisnya..."
Tiba-tiba kilat laut menyinari panggung. Seekor duyung domba
laut muncul dari balik tirai karang.
NARATOR:
"Kami gantikan anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar."
Penonton terpana. Beberapa terdengar menahan napas. Musik
agung menggelegar memenuhi studio.
---
ADEGAN 6: PENUTUP - PESAN KEBIJAKSANAAN
Panggung diselimuti cahaya lembut. Seluruh pemain berbaris
membentuk lingkaran. Sang pencerita utama muncul di tengah panggung.
PENCERITA (aktor):
"Kisah ini adalah cahaya untuk zaman kita. Di antara
arus deras dunia, hanya iman dan kesabaran yang jadi perahu keselamatan."
PENUTUP NYANYIAN: (paduan suara duyung) "Dalam gelapnya
samudra hidup, terang pengorbanan menyinari jalan... Takkan hilang kisah agung
ini, selama hati masih punya cinta..."
---
ADEGAN 7: TIKTOK LIVE DAN KOMENTAR PENONTON DI RUMAH
Latar: Rumah warga duyung. Beberapa keluarga menonton
melalui ponsel biota laut, air mata mengalir.
DUYUNG ANAK (terpukau):
"Aku ingin belajar seperti Ismail. Berani dan
sabar..."
DUYUNG IBU (tersenyum haru):
"Itulah pengorbanan sejati, Nak..."
Teks muncul di layar TikTok:
"Drama Musikal Laut ini akan tersedia ulang tayang
selama 7 hari. Jangan lupa tukar koin emas bulan depan!"
---
TIRAI DITUTUP. LAMPARAN EMOSI TERTINGGAL DI SETIAP HATI
PENONTON.
Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Bila ada kesamaan nama, tokoh, karakter, latar belakang dan tempat kejadian, hanyalah kebetulan semata.