Judul: Tilang Cinta Reyhan
Penulis Cerita: Tur Wahyudin
Genre: Drama Romantis Urban
Durasi: 30 menit per episode
Target Penonton: Remaja akhir – Dewasa muda (usia 17–35 tahun)
Premis:
Reyhan, pemuda tajir yang hidup mewah tapi sembrono, ditilang karena lupa bayar pajak mobil mewah warisan ayahnya. Di hari itu juga, ia bertemu seorang perempuan muda sederhana tapi cerdas bernama Aluna — saksi mata kejadian tilangnya yang kemudian menjadi viral di media sosial. Dari momen memalukan itulah, tumbuh ketertarikan aneh antara dua dunia yang sangat berbeda ...
Ciri khas:
Latar urban modern (Jakarta, café, showroom mobil, kantor startup, dll)
Dialog ringan dan jenaka, dengan selipan nasihat sosial.
Tema cinta, tanggung jawab, dan perbedaan kelas sosial.
Sinopsis:
Reyhan, seorang pria muda berusia 27 tahun, tampil mencolok di Friday Night dengan setelan jas hitam elegan, sepatu sneakers mahal, dan sebuah mobil Rolls-Royce Phantom warna biru perak yang mengkilap. Ia parkir santai di depan gerai Starbucks mewah di pusat kota Jakarta, sambil bermain ponsel dan menunggu temannya.
Namun malam yang tampaknya sempurna itu berubah dramatis ketika seorang polisi lalu lintas mendekat dan menanyakan surat-surat kendaraan. Dengan ramah tapi tegas, sang petugas menunjukkan bahwa plat mobil Reyhan bertuliskan "B 1 RFP – 10•24", yang berarti masa berlaku plat dan pajak kendaraan itu sudah habis sejak Oktober 2024. Padahal sekarang sudah tanggal 13 Juni 2025.
Reyhan, yang selama ini lebih sibuk mengurusi dunia startup dan acara sosial, sama sekali tidak menyadari bahwa plat mobil warisan ayahnya itu sudah mati lebih dari 8 bulan. Situasi menjadi canggung saat banyak orang mulai memperhatikan. Ditambah lagi, seorang content creator di dekat mereka mulai merekam kejadian itu.
Alih-alih marah atau kesal, Reyhan justru bersikap tenang dan malah berdiskusi panjang soal pentingnya taat pajak sambil tetap bercanda. Ia bahkan mengundang polisi itu untuk ngopi bareng sambil menyelesaikan tilangnya secara damai. Tapi sang polisi tetap profesional: “Ngopi boleh, surat tilang tetap jalan.”
Poin Menarik:
Dialog Reyhan yang witty tapi mengena.
Kontras antara gaya hidup mewah dan tanggung jawab administratif yang dilalaikan.
Kritik sosial ringan tentang gaya hidup, pajak, dan citra publik.
Interaktif: Penonton bisa memilih akhir episode — apakah Reyhan langsung urus pajak esok harinya, atau malah mobilnya disita sementara.
Tagline: "Mewah boleh, tapi jangan lupa bayar pajak!"
#DramaRomantisUrban #SinetronDigital #SinetronInteraktif #TilangCintaReyhan
#ReyhanFarrelPratama #TurWahyudinSinetron